Dalam perilaku konsumen banyak
faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah individu itu sendiri.
Setiap individu yang satu dengan individu yang lain dalam mengkonsumsi suatu
barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi adakalanya seorang individu dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh individu lain sehingga
individu tersebut mengikuti individu yang mempengruhinya.
Pengaruh Individu adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak . tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang mengurangi melalui prilaku yang mereka harapankan akan memenuhi kebutuhan mereka dan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.
Pengaruh Individu adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak . tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang mengurangi melalui prilaku yang mereka harapankan akan memenuhi kebutuhan mereka dan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.
Secara
biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti
usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan
signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan
merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset,
memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak memiliki hubungan dengan
produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih
kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan karyawan
yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri lebih
rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan
yang bujangan.
Meski
manusia dapat belajar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu
sedikit perhatian yang diberikan dalam peran yang di mainkan pada evolusi
pembentukan perilaku manusia. Para psikologi evolusioner memberitahu kita
bahwa manusia pada dasarnya sudah terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di
dunia ini dengan sifat-sifat yang sudah mendarah daging, diasah, dan
diadaptasikan terus selama jutaan tahun, yang membentuk dan membatasi perilaku
kita. Psikologi evolusioner menentang pemahaman yang menyatakan bahwa manusia
bebas untuk mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. Akibatnya, kita
menemukan bahwa orang dalam tataran organisasi sering berperilaku dengan cara
yang tampaknya tidak bermanfaat bagi diri mereka sendiri atau majikan mereka.
Namun B.F. Skinner, dengan bangga menyatakan keyakinannya dalam membentuk
perilaku individu dalam lingkungan, “Berikan saya seorang anak pada saat
kelahirannya dan saya dapat berbuat seperti apa yang Anda inginkan”.
Dari
teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, memberikan 3 komponen dasar
perilaku individu , diantaranya adalah :
Konsepsi Id : adalah subsistem dari kepribadian yang merupakan sumber dan menampung semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem.Libido dan Agresi adalah elemen kepribadian dari unsur Id yang berkenaan dengan kata hati, hasrat dan keinginan untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
Konsepsi Ego : mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-rinsip
realitas dan merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani sekaligus mengendalikan
(penengah) dua sisi lainnya (Id & Super Ego),
dengan cara berinteraksi dengan dunia atau lingkungan luar.
Konsepsi Super
Ego : kekuatan moral dari personalitas
yang merupakan sumber nilai, norma dan etika yang dianut seseorang dan
memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jika seseorang
memiliki superego yang baik, maka orang tersebut akan memiliki tingkat
kecerdasan spiritual yang tinggi.
MODEL
PENGARUH PRIBADI
Pengaruh
pribadi menurut teori bekerja dengan tiga cara yang berbeda:
1.
Menetes (trickle down);
2.
Arus dua langkah (two-sep flow);
3.
Interaksi banyak tahap (multistage interaction).
1.
TEORI MENETES
Teori paling tua mengenai pengaruh pribadi menyatakan bahwa kelas bawah kerap berusaha menyamai perilaku rekan imbangan mereka dan melalui kelas yang lebih tinggi. Dengan kata lain, pengaruh dikirimkan secara vertical melalui kelas sosial, khususnya dalam mode dan gaya yang baru. Agaknya mereka yang berbeda di kelas yang lebih tinggi mengekspresikan kekayaan melalui “konsumsi yang mencolok”, dan perilaku mereka ditiru, bila mungkin, oleh mereka yang berada di dalam strata sosial yang rendah.
Teori menetes jarang diperlihatkan dewasa ini di Negara-negara yang ekonominya maju. Alasannya adalah bahwa mode baru disebarkan dalam semalam melalui media masa dan dengan cepat ditiru atas dasar barang dagangan masal. Namun, teori ini masih terlihat di dalam ekonomi kesukuan yang belum berkembang bila akses ke media masa terbatas. Namun, di sini pun hal itu menghilang dengan cepat.
Jenis pengaruh ini jauh lebih lazim terjadi di antara rekan sebaya. Pengaruh ini menjadi dikenal sebagai pengaruh homofilous, suatu istilah yang mengacu pada pengiriman informasi di antara orang yang sama dalam kelas sosial, usia, pendidikan, dan kerakteristik demografi lain.
2.
ARUS DUA LANGKAP
ada tahun 1948, Lazarsfeld dan para koleganya mengamati
bahwa gagasan baru dan pengaruh lain mengalir dari media massa menuju pemberi
pengaruh yang pada gilirannya, meneruskannya secara lisan kepada orang lain
yang lebih pasif dalam mencari informasi dan jauh lebih sedikit terpapar pada
media masa dan sumber lain.
Walaupun model ini merupakan terobosan bersejarah untuk masanya, sekarannng ada banyak alasan untuk mempertanyakan keakuratannya. Alasan utamanya adalah khalayak tidak sepasif yang diasumsikan teori tersebut. Pertama, dampak jelas bahwa media masa memiliki dampak yang menyebar luas yang tidak terbatas pada pemberi pengaruh. Selain itu, inisiatif tidak harus terletak pada pemberi pengaruh, seperti yang diasumsikan oleh teori tersebut. Komunikasi lisan sama bila tidak lebih sering diprakarsai oleh penerimaan yang mencari advis dari teman atau kerabat yang dapat dipercaya.
3.
INTERAKSI BANYAK TETAP
Penetilian ekstensif mengenai penyebaran inovasi sebagian besar membatalkan keabsahan model arus dua langkah dengan memperlihatkan bahwa baik pemberi pengaruh maupun pencari dipengaruhi oleh media massa. Sesungguhnya, media massa dapat memotivasi pencari untuk mengancangi seseorang yang lain untuk mendapatkan advis dan bukan sebaliknya. Pemberi pengaruh jarang bertindak sebagai perantara bagi arus isi media massa, sebagaimana yang diasumsikan oleh teori dua langkah.
Pada suatu masa diterima bahwa pemasang iklan dan pembujuk
komersial lain akan mencapai dampak terbesar dengan berkonsentrasi hanya pada
orang yang memberi pengaruh. Tentu saja ada asumsi bahwa mereka akan meneruskan
apa yang mereka ketahui dari media bersangkutan. Pengertian mutakhir
memperlihatkan bahwa baik pemberi pengaruh maupun pencari adalah target yang
sah.
PENGARUH LISAN
Konsumen kerap berpaling kepada orang lain, khususnya teman
dan anggota keluarga, untuk meminta pendapat mengenai produk dan jasa.
Pengiriman informasi ini diacu sebagai pemberi pengaruh (influential). Pemberi
pengaruh juga disebut pemimpin opini, tetapi lebih menghindari istilah hal ini
karena konotasi bahwa pengirim informasi mempunyai posisi dominan atas apa yang
disebut “pengikut”. Seperti akan dilihat, pengaruh lisan biasanya ridak diekspresikan
di dalam pola hierarki seperti ini. Kapan konsumen paling mungkin menerima dan
berespons terhadap komunikasi lisan? Berdasarkan penelitian selama lebih dari
30 tahun, adalah aman untuk menyimpulkan bahwa pengaruh pribadi di dalam bentuk
kepemimpinan opini paling mungkin terjadi ketika satu atau lebih dari kondisi
dan situasi ini ada :
1. Konsumen tidak mempunyai informasi yang cukup untuk
membuat pilihan yang terinformasi secara memadai.
2. Produknya kompleks dan sulit untuk dievaluasi dengan
mengunakan kriteria yang objektif. Oleh karena itu, pengalaman orang lain
berfungsi sebagai “percobaan yang seolah dilakukan sendiri”.
3. Orang bersangkutan tidak mempunyai kemampuan untuk
mengevaluasi produk atau jasa, tidak peduli bagaimana informasi tersebut
disebarkan dan disajikan.
4. Sumber lain dirasakan mempunyai kredibilitas rendah.
5. Orang yang berpengaruh lebih mudah diakses daripada
sumber lain dan dengan demikian dapat diajak berkonsultasi dengan menghemat
waktu dan tenaga.
6. Pertalian sosial yang kuat ada di antara pengiriman dan
penerimaan.
7. Individu bersangkutan mempunyai kebutuhan yang tinggi
akan persetujuan sosial.
DAMPAK KOMUNIKASI LISAN
Berikut ini adalah apa yang kami ketahui mengenai efek
pengaruh pribadi pada perilaku konsumen :
1.
Perbandingan dengan media
lain.
2.
Percakapan yang diprakarsai oleh
sumber versus pencarian.
3.
Informasi positif versus negatif.
4.
Informasi verbal versus
visual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar